• put your amazing slogan here!

    Adakah Makhluk yang Hina?




    Ini adalah sepenggal kisah tentang Nabi Musa AS. Pertama kali membacanya saya shock dan lama termangu-mangu. Untuk tidak membuat anda penasaran saya akan cepat-cepat menuliskannya. Kita semua tahu bahwa Nabi Allah Musa AS mendaki bukit Thursina untuk berjumpa dengan Allah SWT dan bahwa dia tersungkur sewaktu melihat cahaya dan mendengar suara. Antara lain Allah SWT berkata, Wahai Musa, kalau engkau Kupanggil untuk kedua kalinya nanti, bawalah bersamamu makhluk yang sangat hina kemari untuk berjumpa dengan Ku.
    Lalu Nabi Musa AS menuruni bukit Thursina untuk menyebarkan agama Allah. Berbagai macam cobaan dan hinaan dihadapinya walaupun dia sudah dibantu oleh saudaranya, yaitu Nabi Harun AS, yang kisahnya mungkin semua kita sudah tahu. Sampailah pada suatu hari Nabi Musa AS merasa harus kembali mendaki bukit Thursina. Nabi Allah Musa AS teringat akan perintah Allah padanya, yaitu untuk membawa makhluk paling hina bersamanya ke bukit Thursina.
    Seperti yang kita tahu, Nabi Musa AS adalah seorang lelaki tinggi kekar dan ahli tempur. Maka ia menangkap seorang pemerkosa (yang ia anggap hina -Red), untuk menyertai perjalanannya ke bukit Thursina. Beberapa lama berjalan bersama si pemerkosa itu, Nabi Musa AS mulai mengenalinya. Nabi Musa AS mengamati bahwa ternyata si pemerkosa itu berbuat kebaikan-kebaikan juga.
    Nabi Musa AS lalu membebaskannya karena dia merasa orang itu tidak sehina anggapannya semula. Meneruskan perjalanannya Nabi Musa AS berjumpa dengan seorang perampok dan pembunuh, dia lalu menangkap dan menyeretnya. Tetapi kejadian yang sama terulang; sesudah beberapa lama bersama akhirnya Nabi Musa AS, membebaskannya juga, karena dia melihat ada nilai-nilai kebaikan pada diri orang itu dan dia menghargainya.
    Sudah dua kali Nabi Musa AS menangkap makhluk Allah dan melepaskannya, dia berpikir tak mungkin ada makhluk hina lagi yang akan dibawanya menghadap Allah SWT. Alangkah senangnya hati Nabi Musa AS tatkala sekilas dia melihat seekor anjing hitam duduk kudisan dan bau. Ia berpikir bahwa binatang ini sangat hina, dan bermaksud menyeretnya menghadap Allah SWT.
    Akan tetapi, ketika Nabi Musa AS anjing jelek itu lari menjauh. Nabi Musa AS mengejarnya melemparnya dengan batu dan akhirnya menghajarnya dengan tongkat dan barulah anjing bau itu tertangkap dan Nabi Musa AS menyeretnya mendaki bukit Thursina.
    Malampun tiba, selimut hitam gelap menyelubungi jalan pendakian itu. Letih, linu dan kegelapan pada gilirannya memaksa Nabi Musa AS untuk menunda perjalanannya. Dalam kelelahan yang amat sangat, Nabi Musa AS terkejut ketika tiba-tiba dia terjaga karena elusan lembut angin dan cahaya matahari yang menyentuh wajahnya. Ia memandang berkeliling dan melihat anjing bau itu dengan mata terbuka mendekam disisinya. Nabi Musa duduk memandangi anjing itu dengan terharu. Betapa semalaman makhluk itu menjaganya dalam tidur dan bukannya lari meninggalkannya yang telah melempar, menghajar, dan menyeretnya.
    Betapa mulia dan setia anjing itu. Jikalau aku yang menjadi dia, setidak-tidaknya akan kugigit orang yang telah berbuat itu kepadaku, pikirnya. Nabi Musa AS merasa dua butir air mata yang besar melompat keluar dari kedua matanya. Dia memberi anjing itu roti dan air, lalu menepuk-nepuk kepalanya, kemudian membebaskannya.
    Nabi Musa AS melanjutkan perjalanannya yang berat itu sampai akhirnya ia tersungkur diatas bukit itu dan kembali mendengar suara Tuhan. Wahai Musa, untunglah engkau membebaskan anjing itu, karena kalau engkau tetap menyeretnya menghadap-Ku, maka engkau akan Ku-coret dari daftar kenabian. Masya Allah, begitu halusnya ujian bagi seorang utusan Allah, yang hampir-hampir mendapatkan murka dariNYA. Saudarasaudaraku, hal itulah yang membuat saya termangu-mangu. Kak Mer

    Link sumber 

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    Blogger news

    About

    saya

    Blogroll