• put your amazing slogan here!

    Tulisan di Punggung Jubah


     Buah Zikir
     















    Syaikh Abdul Wahid bin Zayd Abdul Wahhab (baca: Penggapai Cinta Illahi-red) adalah sufi akbar yang hidup sekitar 700 M. Beliau sering berdiskusi tentang tasawuf dengan sahabatnya, sufi agung Syaikh Fudhayl bin Iyad. Kepada Syaikh Fudhail, beliau berkisah bahwa selama tiga malam berturut-turut ia berdoa kepada Allah, untuk diperkenankan mengetahui siapa sahabatnya di surga nanti.
    Pada malam ketiga Syaikh Wahid diberi petunjuk dalam mimpinya. Petunjuk itu menyiratkan bahwa sahabat Syaikh Wahid nantinya adalah Maimunah Siah dari Kufah. Maimunah Siah adalah seorang sufi wanita yang hidup di akhir tahun 700 M. Sebagai seorang sufi, ia hidup zuhud. Pekerjaannya menggembala domba di sebuah gurun dekat kota Kufah, Irak.
    Keesokan harinya, Syaikh Wahid langsung ke Kufah. Bertanya kesanakesini, siapa sebenarnya Maimunah Siah itu? Kebanyakan orang Kufah menyebutnya sebagai wanita gila yang kerjanya menggembala domba di gurun. Setelah menyisir gurun, ditemukannya seorang wanita sedang shalat. la memakai jubah dari bulu domba yang dibagian belakangnya tertulis: "Aku tidak akan pernah membeli ataupun menjual." Dengan sabar, Syaikh Wahid menunggui wanita itu selesai shalat. Belum sempat ia bertanya, Maimunah Siah sudah berucap, "Coba baca di punggung jubahku!" katanya.
    Syaikh Wahid pun mafhum kalau dirinya dikira hendak membeli dombadombanya. Belum sempat memberi jawaban justru Maimunah Siah mengusirnya. "Kembalilah Ibnu Zayd, waktu yang ditentukan telah tiba," ujarnya. Tentu saja Syaikh Wahid kaget bukan kepalang, "Semoga Allah SWT memberkatimu. Siapa yang mengatakan padamu bahwa aku adalah Wahid anak Zayd?" kata Syaikh Wahid.
    "Tidakkah kau tahu tentang hadits Nabi SAW yang mengatakan, ruh-ruh manusia bagaikan tentara yang diatur dalam barisan. Mereka yang saling mengenal di dunia ini akan menjadi teman di akhirat nanti dan yang tidak kenal akan saling mengingkari."
    Ternyata Maimunah Siah sudah tahu namanya. Bahkan, Syaikh Wahid kagum akan keistimewaannya mendamaikan domba dengan serigala. Serigala-serigala itu bisa hidup rukun dengan dombadomba gembalaan Maimunah Siah. Padahal, seperti diketahui serigala adalah pemangsa domba.
    Ketika hal ini ditanyakan, apa rahasianya? Maimunah Siah menjawab, "Karena aku telah membereskan segala urusan antara diriku dengan Allah SWT. Maka, Dia pun menetapkan perdamaian antara serigala-serigala dengan dombadombaku," tuturnya. Syaikh Wahid kian kagum dengan ketinggian ilmu wanita yang disangka gila ini. Syaikh Wahid pun meminta nasihatnya.
    Apa jawab Maimunah Siah? "Aku heran, seorang pengkhutbah meminta orang lain yang kerjanya menggembala domba untuk berkhutbah kepadanya. Wahai Wahid anak Zayd, aku telah mendengar bahwa seorang hamba Allah SWT yang menyedekahkan sesuatu akan dianugerahi sesuatu yang serupa sebagai pahalanya.”
    Lanjutnya, “Namun, seorang hamba yang darinya Allah SWT telah menghilangkan kecintaan akan kesendirian, akan dihukum dengan kejauhan setelah kedekatan dan ketakutan setelah keakraban." Mendengar kata-kata Maimunah Siah ini Syaikh Wahid merasa malu dan semakin yakin bahwa wanita inilah yang kelak akan menjadi sahabatnya di surga. Melalui kalimat-kalimat Maimunah Siah, Syaikh Wahid memahami bahwa hakekatnya manusia adalah sendiri. Dan dalam kesendirian itu manusia menyaksikan kesemestaan dan kebesaran-Nya.
    Dalam kelamnya malam, kedua hamba Allah SWT itu kian larut dalam perbincangan mendalam tentang berbagai hakekat kehidupan. Namun, masih ada yang mengganjal dalam hati Syaikh Wahid. Adakah pekerjaan lain Maimunah Siah selain menggembala domba?
    Apa jawab Maimunah Siah? "Tidak ada. Tidak ada. Pekerjaanku selain menggembala adalah shalat. Baik pagi maupun petang aku tidak menginginkan apa pun selain Allah. Aku benar-benar rela dengan apa yang telah ditetapkan untukku," katanya. (Dari berbagai sumber) (RHAY).

    Link sumber

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    Blogger news

    About

    saya

    Blogroll